Sekolah Kita Semua
Bersama membangun dan mengembangkan pendidikan menuju masyarakat cerdas dan bertaqwa
Jumat, 12 Juni 2020
Senin, 16 Maret 2020
Convid-19 Saatnya Kita Waspada
Sehubungan dengan Global Pandemi Convid-19 ada kisah dari dunia Islam yg menarik utk dishare dalam WAG yg baik ini.
Wabah Penyakit dalam Sejarah Islam & Bagaimana Menyikapinya
Hari ini umat manusia dihadapkan pada masalah bumi ini, sebuah virus/wabah yg tak terlihat.
Tapi membuat seisi bumi takut..
Yang membuat semua kekuatan, senjata, dan kesombongan bertekuk lutut, lumpuh, dihadapan kekuasaan Allah SWT..
Memang begitulah sunatullahnya,
Allah SWT menghancurkan tingginya kesombongan dunia dengan sesuatu yang kecil
Agar runtuh dengan sehina-hinanya, seperti Namrud yg mati hina karena seekor lalat.
Tapi masalah bumi ini adalah masalah muslimin juga..
Bagaimana kita bersikap..?
Karena hari ini sebagian saudara kita menganggap remeh dengan pasrah saja
Indahnya agama ini, karena semua masalah sudah ada solusinya..
Dan Rasulullah SAW bersama para sahabatnya adalah orang-orang paling berjasa dalam hidup kita
Dalam kebingungan kita hari ini pun mereka semua hadir dengan petunjuknya..
Bukan hanya itu, tapi mereka juga hadir membawa kabar gembira untuk kita..
Kisah ini detail diceritakan dalam buku tentang khalifah Umar bin Khattab ra karya Syaikh Ali Ash Shalabi..
Tahun 18 H..
Hari itu Khalifah Umar bin Khattab ra bersama para sahabatnya berjalan dari Madinah menuju negeri Syam.
Mereka berhenti didaerah perbatasan sebelum memasuki Syam karena mendengar ada wabah Tha'un Amwas yang melanda negeri tersebut.
Sebuah penyakit menular, benjolan diseluruh tubuh yg akhirnya pecah dan mengakibatkan pendarahan.
Abu Ubaidah bin Al Jarrah, seorang yang dikagumi Umar ra, sang Gubernur Syam ketika itu datang ke perbatasan untuk menemui rombongan.
Dialog yang hangat antar para sahabat, apakah mereka masuk atau pulang ke Madinah..
Umar yang cerdas meminta saran muhajirin, anshar, dan orang2 yg ikut Fathu Makkah. Mereka semua berbeda pendapat..
Bahkan Abu Ubaidah ra menginginkan mereka masuk, dan berkata mengapa engkau lari dari takdir Allah SWT?
Lalu Umar ra menyanggahnya dan bertanya. Jika kamu punya kambing dan ada 2 lahan yg subur dan yg kering, kemana akan engkau arahkan kambingmu? Jika ke lahan kering itu adalah takdir Allah, dan jika ke lahan subur itu juga takdir Allah
Sesungguhnya dengan kami pulang, kita hanya berpindah dari takdir satu ke takdir yg lain.
Akhirnya perbedaan itu berakhir ketika Abdurrahman bin Auf ra mengucapkan hadist Rasulullah SAW.
Jika kalian mendengar wabah melanda suatu negeri. Maka, jangan kalian memasukinya. Dan jika kalian berada didaerah itu janganlah kalian keluar untuk lari darinya
(HR. Bukhari & Muslim)
Akhirnya mereka pun pulang ke Madinah.. Umar ra merasa tidak kuasa meninggalkan sahabat yg dikaguminya, Abu Ubaidah ra.. Beliau pun menulis surat untuk mengajaknya ke Madinah.
Namun beliau adalah Abu Ubaidah ra, yang hidup bersama rakyatnya dan mati bersama rakyatnya..
Umar ra pun menangis membaca surat balasan itu..
Dan bertambah tangisnya ketika mendengar Abu Ubaidah, Muadz bin Jabal, Suhail bin Amr, dan sahabat2 mulia lainnya radiyallahuanhum wafat karena wabah Tha'un dinegeri Syam.
Total sekitar 20 ribu orang wafat, hampir separuh penduduk Syam ketika itu..
Pada akhirnya, wabah tersebut berhenti ketika sahabat Amr bin Ash ra memimpin Syam
Kecerdasan beliau lah yang menyelamatkan Syam.
Hasil tadabbur beliau dan kedekatan dengan alam ini..
Amr bin Ash berkata:
Wahai sekalian manusia, penyakit ini menyebar layaknya kobaran api. Jaga jaraklah dan berpencarlah kalian dengan menempatkan diri di gunung-gunung..
Mereka pun berpencar dan menempati gunung2.
Wabah pun berhenti layaknya api yang padam karena tidak bisa lagi menemukan bahan yang dibakar..
Lalu, belajar dari bagaimana orang-orang terbaik itu bersikap..
Maka inilah panduan dan kabar gembira ditengah kesedihan ini untuk kita semua
Pertama, karantina Sebagaimana sabda Rasulullah SAW diatas,
Maka itulah konsep karantina yang hari ini kita kenal.
Mengisolasi daerah yang terkena wabah..
Seluruh negara menjalaninya..
Namun ada negara yang entah darimana mengambil petunjuknya,
Negara tsb malah menyuruh orang2 masuk karena dalih ekonomi dan pariwisata.
Semoga Allah SWT melindungi semua penduduk negara tersebut
Kedua, bersabar.
Karena Rasulullah SAW bersabda:
Tha'un merupakan azab yang ditimpakan kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Kemudian Dia jadikan rahmat kepada kaum mukminin.
Maka, tidaklah seorang hamba yang dilanda wabah lalu ia menetap dikampungnya dengan penuh kesabaran dan mengetahui bahwa tidak akan menimpanya kecuali apa yang Allah SWT tetapkan, baginya pahala orang yang mati syahid
(HR. Bukhari dan Ahmad)
Masya Allah.. ternyata mati syahid lah balasan itu.. sesuatu yang didambakan kaum muslimin.
Maka, sabar dan tanamkanlah keyakinan itu. Jika takdir Allah menyapa kita, berharaplah syahid..
Ketiga, berbaik sangka dan berikhtiarlah.
Karena Rasulullah SAW bersabda:
Tidaklah Allah SWT menurunkan suatu penyakit kecuali Dia juga yang menurunkan penawarnya
(HR. Bukhari)
Umar bin Khattab berikhtiar menghindarinya serta Amr bin Ash berikhtiar menghapusnya.
Yang keempat, banyak berdoalah.
Dan doa2 keselamatan itu sudah kita lafadzkan di setiap pagi dan sore:
Bismillahilladzi laa yadhurru ma'asmihi, say'un fil ardhi walafissamaai wahuwa samiul'alim
(Dengan nama Allah yang apabila disebut, segala sesuatu dibumi dan langit tidak berbahaya. Dialah maha mendengar dan maha mengetahui)
Barang siapa yang membaca dzikir tsb 3x dipagi dan petang. Maka tidak akan ada bahaya yg memudharatkannya
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Yang terakhir, sebagaimana solusi dari Amr bin Ash untuk berpencar..
Menjaga jarak dr keramaian dan menahan diri untuk tetap di rumah
Cara inilah yang banyak ditiru dunia luar, mereka menyebutnya social distancing..
Semua solusi itu sudah ada,
Solusi langit dan Bumi
Solusi pertama dan terakhir, solusi Bumi
Ikhtiar dengan karantina & menjaga diri dari keramaian (social distancing)..
Selama ini sudah dilakukan bahkan oleh orang2 didunia barat..
Namun mereka tidak punya solusi Langit..
Bersabar, keyakinan dan berbaik sangka akan ketetapan Allah, berdoa, dan bahkan janji akan gelar mati Syahid jika kita melakukan itu semua..
Semoga kita senantiasa dilindungi Allah SWT..
Dan bertemu kembali ditempat terbaik di SurgaNya..
Mari kita sikapi datangnya Pandemi Convid-19 ini secara rasional dan terukur, tidak abai tapi juga tidak lebay.
Kamis, 26 September 2019
BIRRUL WALIDAIN
1.a. Perhatian
Allah terhadap hak orang tua
Sembahlah
Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat
baiklah terhadap kedua ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnus sabil,
dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak Menyukai orang-orang yang sombong
dan membangga-banggakan diri. (an Nisaa 4:36)
Dan
Tuhan-mu telah Memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia. (al Israa 17:23)
1.b. Fadhail
berbakti kepada ibu bapak :
§ Berbakti
kepada ibu-bapak termasuk perbuatan yang diutamakan
Abdullah bin Mas’ud ra. berkata: Saya bertanya pada
Rasulullah saw.: Apakah Amal perbuatan yang paling utama? Nabi: Berbakti pada kedua ayah bunda. Saya
bertanya, kemudian apalagi? Jawabnya: Jihad (berjuang dalam jalan Allah)
(HR. Bukhari, Muslim)
§ Berbakti kepada ibu-bapak,
penebus dosa besar
Ibnu
Umar berkata: Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi Muhammad Saw dan
berkata: “Saya telah melakukan suatu dosa besar, apakah mungkin dosa itu
diampuni?” Rasul bertanya:”Apakah kedua ibu-bapakmu masih hidup?” Lelaki itu
dengan sedih menjawab:”Keduanya telah meninggal dunia”. Rasulullah bertanya
lagi: “Apakah kau punya saudara ibu?” “Ya, punya”, jawab lelaki itu. Maka
kembali Rasul bersabda: “Baktikanlah dirimu kepadanya”. (HR. At Turmudzi, Ibnu
Hibban dan Al-Hakim)
§ Dipanjangkan
usianya dan dilimpahkan rezekinya
“Siapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dilimpahkan
rejekinya, hendaklah ia berbakti kepada kedua ibu-bapaknya dan memelihara
silaturahmi”. (HR. Ahmad)
§ Keridhaan
Allah dalam keridhaan ibu-bapak
“Siapa yang membuat kedua ibu-bapaknya senang dan ridha,
maka ia telah membuat Allah senang dan ridha padanya. Dan barangsiapa membuat
marah orang tuanya, maka berarti ia telah membuat murka Allah.” (HR. Ibnu
Najjar)
Doa seorang hamba mustajab karena baktinya
kepada ibu-bapak
Senin, 19 Februari 2018
Semua Berawal Dari Mimpi
Orang sukses adalah orang yang mampu dan berani bermimpi untuk masa depannya, karena mimpi itu merupakan untaian ide yang harus dijabarkan dalam program nyata, karena orang sukse itu berani mengambil resiko demi sebuah cita-cita besar yang akan diraihnya.
Kerugian terbesar yang dialami oleh kita adalah karena kita tak sanggup untuk bermimpi dan mempunyai angan-angan yang besar, seperti kata pepatah " gantungkanlah cita-cita mu setinggi langit". salam sukses dan selamat berjuang mewujudkan mimpi-mimpi anda semua.
Kerugian terbesar yang dialami oleh kita adalah karena kita tak sanggup untuk bermimpi dan mempunyai angan-angan yang besar, seperti kata pepatah " gantungkanlah cita-cita mu setinggi langit". salam sukses dan selamat berjuang mewujudkan mimpi-mimpi anda semua.
Selasa, 04 Oktober 2016
METODE MENDIDIK ANAK DENGAN SAH
Pendidikan anak merupakan tanggung jawab semua elemen yang ada di negara kita ini, karena mereka berada dalam negara yang super heterogen dengan adat istiadat dan budayanya. Jadi anak harus kita bekali dengan berbagai macam ilmu pengetahuna, ketrampilan, nilai-nilai norma agama dan norma sosial. Hal ini kita lakukan karena dunia yang mereka hadapi beragam dengan segudang problematika yang harus mereka hadapi mulai dari kenakalan remaja, penyalah gunaan obat-obat terlarang, pornografi dan penculikan. Sebagai orang tua yang terlibat langsung dalam pendidikan maka sudah barang tentu kita merasa perlu untuk membentengi anak-anak kita agar dapat berjalan sesuai dengan rel yang benar, oleh karena itu diperlukan sebuah metode khusus untuk dapat mengarahkan putra-putri terbaik kita dalam pendidikannya. Adapun metode yang dapat kita gunakan dalam mendidik anak adalah dengan menerapkan metode SAH yaitu Sabar dalam setiap langkah, Aplikatif dalam pemberian ilmu dan Hargai setiap usaha yang dilakukan.
1. Sabar dalam setiap langkah
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar, artinya dalam setiap proses dalam mendidik anak pasti kita akan dihadapkan denga sebuah reaksi yang terkadang membuat kita menjadi marah, gusar, gelisah bahkan emosi yang meluap-luap, hal ini wajar adanya karena standar yang kita gunakan adalah diri kita sebagai orang tua dan juga diri kita pada jaman dulu kita masih kecil. Dunia sudah berubah sebagaimana yang telah disampaikan oleh Rosulullah bahwa didiklah anakmu sesuai dengan zamannya. Oleh karena itu kita harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan zaman sekarang ini, yang harus kita lakukan adalah mendampingi putra putri kita mendengarkan keluh kesah mereka dan mengarahkan mereka sesuai denga dunia mereka dengan penuh kesabaran.
2. Aplikatif dalam pemberian ilmu
Ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang begitu pesat dari tahun ketahun, dan kita sekarang berada pada era digital dimana semua kegiatan kita tidak terlepas dari pengaruh teknologi mulai dari teknologi komunikasi, transportasi dan publikasi. Teknologi yang aplikatif adalah teknologi yang dapat digunakan sesuai dengan zaman sekarang dan senantiasa uptodate, siswa harus kita bekali dengan teknologi kekinian dengan tujuan agar mereka mampu tumbuh dan berkembang memanfaatkan teknologi tersebut dengan syarat tetap harus kita arahkan kepada penggunaan teknologi yang positif.
3. Hargai setiap usaha yang dilakukan
Keberhasilan anak dalam belajar, dalam berkarya dan dalam bekerja merupakan sebuah prestasi yang harus kita berikan apresiasi, karena sebagian besar dari kita cenderung lebih suka diberikan hadiah dan pujian dibandinkan dengan cacian atau bahkan hukuman. Sebagai orang tua kita harus mampu dan bisa menempatkan diri kita sesuai dengan tingkatan kejadian yang dialami oleh putra putri kita, sehingga pujian atau pun hadiah yang kita berikan sebagai wujud penghargaan kita kepada mereka sampai pada sasarannya.
1. Sabar dalam setiap langkah
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar, artinya dalam setiap proses dalam mendidik anak pasti kita akan dihadapkan denga sebuah reaksi yang terkadang membuat kita menjadi marah, gusar, gelisah bahkan emosi yang meluap-luap, hal ini wajar adanya karena standar yang kita gunakan adalah diri kita sebagai orang tua dan juga diri kita pada jaman dulu kita masih kecil. Dunia sudah berubah sebagaimana yang telah disampaikan oleh Rosulullah bahwa didiklah anakmu sesuai dengan zamannya. Oleh karena itu kita harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan zaman sekarang ini, yang harus kita lakukan adalah mendampingi putra putri kita mendengarkan keluh kesah mereka dan mengarahkan mereka sesuai denga dunia mereka dengan penuh kesabaran.
2. Aplikatif dalam pemberian ilmu
Ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang begitu pesat dari tahun ketahun, dan kita sekarang berada pada era digital dimana semua kegiatan kita tidak terlepas dari pengaruh teknologi mulai dari teknologi komunikasi, transportasi dan publikasi. Teknologi yang aplikatif adalah teknologi yang dapat digunakan sesuai dengan zaman sekarang dan senantiasa uptodate, siswa harus kita bekali dengan teknologi kekinian dengan tujuan agar mereka mampu tumbuh dan berkembang memanfaatkan teknologi tersebut dengan syarat tetap harus kita arahkan kepada penggunaan teknologi yang positif.
3. Hargai setiap usaha yang dilakukan
Keberhasilan anak dalam belajar, dalam berkarya dan dalam bekerja merupakan sebuah prestasi yang harus kita berikan apresiasi, karena sebagian besar dari kita cenderung lebih suka diberikan hadiah dan pujian dibandinkan dengan cacian atau bahkan hukuman. Sebagai orang tua kita harus mampu dan bisa menempatkan diri kita sesuai dengan tingkatan kejadian yang dialami oleh putra putri kita, sehingga pujian atau pun hadiah yang kita berikan sebagai wujud penghargaan kita kepada mereka sampai pada sasarannya.
Rabu, 09 Desember 2015
Islamia
Sekolah Terbaik Ada Disini
Integrasi Nilai Islami dalam KBM
Ukhuwah, Ikhtiar, Allahu Akbar !!
Agar peserta didik memiliki pemahaman yang lengkap dan shahih (pembelajaran
tuntas) dalam setiap pelajaran yang diterima, maka nilai Islam mewarnai pada
persiapan mengajar dan proses KBM seluruh mata pelajaran yang diberikan pada
siswa di SDIT & SMPIT “Islamia”. Pada bidang studi umum, caranya dengan memasukan nilai
– nilai Islami dalam aktifitas pembelajaran di kelas sehingga penanaman konsep
dapat diterima siswa sejernih dan sejelas mungkin serta siswa dapat mencerna
pula nilai – nilai Islami yang ditampilkan guru baik dalam bentuk konsep, nilai
maupun perbuatan.
Strategi
menyikapi kurikulum Nasional yang sentralistik (buku, terpilah-pilah) yang
berakibat pada pemahaman konsep siswa yang tidsak utuh, maka kegiatan belajar
di SDIT & SMPIT “Islamia” diikat oleh sebuah topik sentral yang dikenal dengan jaringan
topik (Spider Web). Pembelajaran dengan topik akan memberikan
pengalaman pada anak untuk mengenal materi pembelajaran lebih luas, proses
belajar dihubungkan dan melibatkan lebih dari satu mata pelajaran pada saat
yang sama (Integrited Learning), siswa berpartisipasi dalam eksplorasi
topik/data dan siswa belajar bukan saja pada isi pelajaran tetapi mendalami
proses.
Tunggu Apa lagi segera daftarkan putra putri anda agar menjadi generasi yang robbani...
Integrasi Nilai Islami dalam KBM
Pada bidang studi agama, caranya
dengan memasukan contoh nilai-nilai kauni yang lebih di pahami anak dalam
aktivitas pembelajaran kelas sehingga siswa menerima konsep secara utuh. Dengan
kata lain nilai – nilai Islam menjadi ruh pada setiap pembelajaran, sehingga
terlahir guru agama yang berwawasan sains dan guru umum yang agamis.
Adapun
prakteknya dalam kelas adalah sebagai berikut:
- Allah sebagai tujuan dan sumber keilmuan
- Islamisasi materi dan penokohan
- Penggunaan Hadist, Sirah dan kisah dalam proses KBM
- Tidak memisahkan Makhluk dengan Khaliqnya
- Menanamkan
qudwah hasanah dalam kata dan perbuatan
Tunggu Apa lagi segera daftarkan putra putri anda agar menjadi generasi yang robbani...
Langganan:
Postingan (Atom)